Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta aplikasinya yang bermanfaat bagi umat manusia. Generasi ini tidak akan menciptakan teknologi yang merusak alam semesta, manusia dan kehidupan.
Beban pendidikan anak-anak tidak hanya terletak pada para guru. Bagi anak-anak, semua orang dewasa harus menjadi teladan bagi mereka. Maka setiap orang dewasa harus mengajarkan kebaikan pada anak-anak. Dengan demikian setiap kita sebenarnya adalah para guru bagi anak-anak. Yang lebih saya maksud di sini selain para guru adalah juga para orang tua. Karena orang tualah yang akan dimintai pertanggungjawaban pertama kali oleh Allah SWT tentang anak-anaknya.
Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى اْلفِطْرَةِ فَاَبَوَاهُ يُهَوّدَانِهِ اَوْ يُنَصّرَانِهِ اَوْ يُمَجّسَانِهِ، كَمَثَلِ اْلبَهِيْمَةِ تُنْتَجُ اْلبَهِيْمَةَ، هَلْ تَرَى فِيْهَا جَدْعَاءَ
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Setiap anak yang lahir, dia terlahir atas fithrah, maka tergantung kedua orang tuanya yang menjadikan dia orang Yahudi, Nashrani, atau Majusi, seperti binatang ternak yang dilahirkan dengan sempurna, apakah kamu melihat padanya telinga yang terpotong ?". (HR. Bukhari)
Ini juga menjadi konsekuensi bagi orang tua ketika ternyata ia menyerahkan anaknya ke pendidikan nasrani yang berkualitas, maka secara tidak langsung dia sudah mengarahkan anak-anaknya ke sana sekalipun ia seorang muslim. Atau misalnya orang tua menyerahkan pada pendidikan liberal dan bebas baik dalam berfikir maupun bergaul, maka berarti orang tuanya sudah membentuk anak-anaknya menjadi bebas dan liberal. Ini sudah konsekuensi menjadi orang tua.
Berarti orang tua harus mempersiapkan diri menjadi pendidik yang berkualitas?
Benar, khususnya bagi anak-anak usia dini. Orang tua adalah teladan bagi anak-anaknya yang masih kecil. Mulai dari cara makan (halal atau tidak, tayyib atau tidak), berpakaian (menutup aurat atau tidak), beribadah (sholat atau tidak), maka orang tualah yang pertama kali ditiru oleh anaknya. Sebagai contoh: seorang anak balita perempuan ketika melihat ibunya berkerudung dan berjilbab, maka ia akan cenderung meniru ibunya untuk berkerudung dan berjilbab. Tapi ketika ibunya berpakaian mengumbar aurat, seronoh dan make up yang menyala, maka ia akan meniru juga. Saya tidak heran bila melihat ada balita sudah pakai make up. Karena ternyata ibunya sudah mengajari. Ini yang dimaksud, orang tuanyalah pendidiknya yang pertama.
Bagaimana menyiapkan diri menjadi pendidik yang berkualitas?
Tentu terlebih dahulu kita harus memahami apa produk yang ingin kita hasilkan. Seperti juga kita menjadi seorang juru masak yang handal, tentu kita harus tahu masakan seperti apa yang akan kita produksi. Apakah kue atau roti. Demikian juga tentang generasi yang ingin kita raih pencapaiannya. Seperti apa generasi yang berkualitas? Apakah generasi berkualitas sekuler: yang memisahkan agama dari kehidupan? Atau generasi Islam yang diridhoi Allah SWT. Dari sinilah pendidik harus mulai menyiapkan, baik dari isi materi maupun kualitas pendidika sendiri
Berarti kita mulai dari kriteria generasi berkualitas dulu ya? Sebenarnya seperti apa sih generasi Islam yang berkualitas?
Generasi Islam yang berkualitas mempunyai beberapa karakter.
Yang Pertama : yang memiliki kepribadian Islam. Berfikir secara Islam dan berperilaku dengan standar hukum-hukum Allah SWT.
Kedua, generasi ini haruslah fagih fiddin.
"Memahami ilmu agama yang terkait dengan kehidupannya. Agar ia tidak terjerumus pada kesesatan berfikir dan perilaku kemaksiatan yang akan mendapat murka Allah SWT. "
Ketiga, generasi berkualitas haruslah terdepan dalam sainstek. Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta aplikasinya yang bermanfaat bagi umat manusia. Generasi ini tidak akan menciptakan teknologi yang merusak alam semesta, manusia dan kehidupan.
Yang terakhir adalah memiliki profil pemimpin umat. Kepemimpinannya akan membawa umat manusia kepada kesejahteraan, kemakmuran dan kemuliaan hidup di dunia dan akhirat. Inilah profil yang harus dicapai bila umat Islam ingin meraih kedudukan sebagai umat terbaik.
Apakah profil generasi muslim ini memang sebagaimana tuntunan dan arahan Islam? Ya. Ini memang generasi yang juga tergambar sebagaimana al Qur'an menyebutkan.
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Q.S Ali Imran: 110)
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا فَلَمَّا تَغَشَّاهَا حَمَلَتْ حَمْلا خَفِيفًا فَمَرَّتْ بِهِ فَلَمَّا أَثْقَلَتْ دَعَوَا اللَّهَ رَبَّهُمَا لَئِنْ آتَيْتَنَا صَالِحًا لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ
Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan isterinya, agar Dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah Dia merasa ringan (Beberapa waktu). kemudian tatkala Dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi Kami anak yang saleh, tentulah Kami terraasuk orang-orang yang bersyukur".(Q.S A'raf: 189)
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (Q.S Al Furqan: 74)
Berarti bagaimana profil guru yang ideal ini? Supaya generasi berkualitas tercapai?
Guru yang berkualitas adalah:
1. Teladan dalam Syakhsiyah Islamiyah
2. Memahami asas, arah dan tujuan Pendidikan Islam
3. Mampu memahami potensi dan kemampuan anak dari sisi tumbuh kembang akal dan naluri
4. Mampu mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam seluruh bidang ilmu
5. Menguasai Teknik mengajar anak sesuai tahapan usia
Bagaimana bila kondisi kita tidak seperti itu?
Tentu harus kita perbaiki dan memulainya sejak sekarang. Karena itu juga yang akan menyelamatkan kita kita di dunia dan di akhirat. Bagaimanapun perubahan itu harus segera dimulai. Pendidik yang terdiri dari orang tua, ibu dan bapak guru di sekolah, para pemegang wewenang dunia pendidikan bisa dikatakan sebagai guru atau Pionir yang Meretas Jalan Perubahan Menuju Kebangkitan. Langkah praktis bagi kita semua adalah: Membuka akal, memurnikan kesadaran, memperdalam pemahaman, memperluas wawasan, meningkatkan kemampuan dan ketrampilan; Peduli dan menerjuni dunia pendidikan, memecahkan dan menyelesaikan persoalannya adalah cara terbaik menjadi guru berkualitas. Sertifikat, ijazah dan penghargaan bisa hilang, namun kualitas guru teladan selamanya tetap terkenang