Rabu, 14 Maret 2012

Prestasi Gemilang SDIT Mutiara

Alhamdulillah, Luarbiasa Allahuakbar!


Itulah kata yang pantas kita ucapkan atas torehan prestasi yang sangat kita banggakan kepada anak-anak SDIT Mutiara. Kenapa tidak?,. dalam usia yang masih belia yaitu 3 tahun, SDIT Mutiara Pariaman sudah meraih presttasi yang membanggakan. Prestasi tersebut tidak sembarangan, tetapi prestasi yang pantas kita banggakan dan kita impi-impikan Yakni Juara 3 dan Juara Harapan 3 Musabaqah Hifzhil Qur'an ( MHQ ) 1 Jus ( Jus 30 ) Tingkat Sumbar yang diadakan oleh Perguruan ArRisalah Padang pada tanggal 10 Maret 2012.

Jumat, 21 Oktober 2011

Menjadi Pendidik Berkualitas

Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta aplikasinya yang bermanfaat bagi umat manusia. Generasi ini tidak akan menciptakan teknologi yang merusak alam semesta, manusia dan kehidupan.
Beban pendidikan anak-anak tidak hanya terletak pada para guru. Bagi anak-anak, semua orang dewasa harus menjadi teladan bagi mereka. Maka setiap orang dewasa harus mengajarkan kebaikan pada anak-anak. Dengan demikian setiap kita sebenarnya adalah para guru bagi anak-anak. Yang lebih saya maksud di sini selain para guru adalah juga para orang tua. Karena orang tualah yang akan dimintai pertanggungjawaban pertama kali oleh Allah SWT tentang anak-anaknya. 

Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: كُلُّ مَوْلُوْدٍ  يُوْلَدُ عَلَى اْلفِطْرَةِ فَاَبَوَاهُ يُهَوّدَانِهِ اَوْ يُنَصّرَانِهِ اَوْ يُمَجّسَانِهِ، كَمَثَلِ اْلبَهِيْمَةِ تُنْتَجُ اْلبَهِيْمَةَ، هَلْ تَرَى فِيْهَا جَدْعَاءَ  
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Setiap anak yang lahir, dia terlahir atas fithrah, maka tergantung kedua orang tuanya yang menjadikan dia orang Yahudi, Nashrani, atau Majusi, seperti binatang ternak yang dilahirkan dengan sempurna, apakah kamu melihat padanya telinga yang terpotong ?". (HR. Bukhari)

Ini juga menjadi konsekuensi bagi orang tua ketika ternyata ia menyerahkan anaknya ke pendidikan nasrani yang berkualitas, maka secara tidak langsung dia sudah mengarahkan anak-anaknya ke sana sekalipun ia seorang muslim. Atau misalnya orang tua menyerahkan pada pendidikan liberal dan bebas baik dalam berfikir maupun bergaul, maka berarti orang tuanya sudah membentuk anak-anaknya menjadi bebas dan liberal. Ini sudah konsekuensi menjadi orang tua.

Berarti orang tua harus mempersiapkan diri menjadi pendidik yang berkualitas?

Benar, khususnya bagi anak-anak usia dini. Orang tua adalah teladan bagi anak-anaknya yang masih kecil. Mulai dari cara makan (halal atau tidak, tayyib atau tidak), berpakaian (menutup aurat atau tidak), beribadah (sholat atau tidak), maka orang tualah yang pertama kali ditiru oleh anaknya. Sebagai contoh: seorang anak balita perempuan ketika melihat ibunya berkerudung dan berjilbab, maka ia akan cenderung meniru ibunya untuk berkerudung dan berjilbab. Tapi ketika ibunya berpakaian mengumbar aurat, seronoh dan make up yang menyala, maka ia akan meniru juga. Saya tidak heran bila melihat ada balita sudah pakai make up. Karena ternyata ibunya sudah mengajari. Ini yang dimaksud, orang tuanyalah pendidiknya yang pertama.

Bagaimana menyiapkan diri menjadi pendidik yang berkualitas?

Tentu terlebih dahulu kita harus memahami apa produk yang ingin kita hasilkan. Seperti juga kita menjadi seorang juru masak yang handal, tentu kita harus tahu masakan seperti apa yang akan kita produksi. Apakah kue atau roti. Demikian juga tentang generasi yang ingin kita raih pencapaiannya. Seperti apa generasi yang berkualitas? Apakah generasi berkualitas sekuler: yang memisahkan agama dari kehidupan? Atau generasi Islam yang diridhoi Allah SWT. Dari sinilah pendidik harus mulai menyiapkan, baik dari isi materi maupun kualitas pendidika sendiri

Berarti kita mulai dari kriteria generasi berkualitas dulu ya? Sebenarnya seperti apa sih generasi Islam yang berkualitas?

Generasi Islam yang berkualitas mempunyai beberapa karakter.
Yang Pertama : yang memiliki kepribadian Islam. Berfikir secara Islam dan berperilaku dengan standar hukum-hukum Allah SWT.
Kedua, generasi ini haruslah fagih fiddin.
"Memahami ilmu agama yang terkait dengan kehidupannya. Agar ia tidak terjerumus pada kesesatan berfikir dan perilaku kemaksiatan yang akan mendapat murka Allah SWT. " 
Ketiga, generasi berkualitas haruslah terdepan dalam sainstek. Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta aplikasinya yang bermanfaat bagi umat manusia. Generasi ini tidak akan menciptakan teknologi yang merusak alam semesta, manusia dan kehidupan.
Yang terakhir adalah memiliki profil pemimpin umat. Kepemimpinannya akan membawa umat manusia kepada kesejahteraan, kemakmuran dan kemuliaan hidup di dunia dan akhirat. Inilah profil yang harus dicapai bila umat Islam ingin meraih kedudukan sebagai umat terbaik.

Apakah profil generasi muslim ini memang sebagaimana tuntunan dan arahan Islam? Ya. Ini memang generasi yang juga tergambar sebagaimana al Qur'an menyebutkan.
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ  
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Q.S Ali Imran: 110)
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا فَلَمَّا تَغَشَّاهَا حَمَلَتْ حَمْلا خَفِيفًا فَمَرَّتْ بِهِ فَلَمَّا أَثْقَلَتْ دَعَوَا اللَّهَ رَبَّهُمَا لَئِنْ آتَيْتَنَا صَالِحًا لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ  
Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan isterinya, agar Dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah Dia merasa ringan (Beberapa waktu). kemudian tatkala Dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi Kami anak yang saleh, tentulah Kami terraasuk orang-orang yang bersyukur".(Q.S A'raf: 189)
 وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا  
Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (Q.S Al Furqan: 74)


Berarti bagaimana profil  guru yang ideal ini? Supaya generasi berkualitas tercapai?

Guru yang berkualitas adalah:

1. Teladan dalam Syakhsiyah Islamiyah
2. Memahami asas, arah dan tujuan Pendidikan Islam
3. Mampu memahami potensi dan kemampuan anak dari sisi tumbuh kembang akal dan naluri
4. Mampu mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam seluruh bidang ilmu
5. Menguasai Teknik mengajar anak sesuai tahapan usia

Bagaimana bila kondisi kita tidak seperti itu?

Tentu harus kita perbaiki dan memulainya sejak sekarang. Karena itu juga yang akan menyelamatkan kita kita di dunia dan di akhirat. Bagaimanapun perubahan itu harus segera dimulai. Pendidik yang terdiri dari orang tua, ibu dan bapak guru di sekolah, para pemegang wewenang dunia pendidikan bisa dikatakan sebagai guru atau Pionir yang Meretas Jalan Perubahan Menuju Kebangkitan. Langkah praktis bagi kita semua adalah: Membuka akal, memurnikan kesadaran, memperdalam pemahaman, memperluas wawasan, meningkatkan kemampuan dan ketrampilan; Peduli dan menerjuni dunia pendidikan, memecahkan dan menyelesaikan persoalannya adalah cara terbaik menjadi guru berkualitas. Sertifikat, ijazah dan penghargaan bisa hilang, namun kualitas guru teladan selamanya tetap terkenang

Rabu, 21 September 2011

Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan


A. Apa itu PAKEM?
PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan.  Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.
Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi.
Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Secara garis besar, gambaran PAKEM adalah sebagai berikut:
  • Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
  • Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
  • Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’ Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
  • Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
B. Apa yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM?
1. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia – selama mereka normal – terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif.
Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat, anugerah Tuhan, tersebut. Suasana pembelajaran dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud.
2. Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Menyenangkan, dan Efektif) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran.
Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya).
Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal.
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok.
Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir.
Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain.
Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam PEMBELAJARAN karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar.
Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat men-gembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa.
Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM.
Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan ‘PAKEMenyenangkan.’
C. Bagaimana Pelaksanaan PAKEM?
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama PEMBELAJARAN. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut tabel beberapa contoh kegiatan pembelajaran dan kemampuan guru.
Kemampuan GuruPembelajaran
Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam.Sesuai mata pelajaran, guru menggunakan, misal:
Alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri
Gambar
Studi kasus
Nara sumber
Lingkungan
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan.Siswa:
Melakukan percobaan, pengamatan, atau wawancara
Mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya sendiri
Menarik kesimpulan
Memecahkan masalah, mencari rumus sendiri
Menulis laporan/hasil karya lain dengan kata-kata sendiri
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan.Melalui:
Diskusi
Lebih banyak pertanyaan terbuka
Hasil karya yang merupakan pemikiran anak sendiri
Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa.Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu)
Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut.
Tugas perbaikan atau pengayaan diberikan
Guru mengaitkan PEMBELAJARAN dengan pengalaman siswa sehari-hari.Siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri.
Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
Menilai PEMBELAJARAN dan kemajuan belajar siswa secara terus menerus.Guru memantau kerja siswa
Guru memberikan umpan balik

Senin, 19 September 2011

 
Pawai keliling Kota Pariaman dalam rangka menyambut Datangnya Bulan Suci Ramadhan 1432 H

Pawai Menyambut Datangnya Bulan Ramadhan 1432 H

SDIT Mutiara Pariaman menyambut datangya bulan Ramdhan dengan mengadakan pawai keliling Kota Pariaman dengan mengunakan kereta wisata. Alhamdulillah acara ini sukses dilaksanakan, berkat kerjasama majelis guru dengan orang tua/wali siswa dan pemerintah kota pariaman., semoga acara seperti ini selalu dapat kita laksanakan setiap tahunnya. dan kita juga berharap sekolah yang lain dan para instansi pemerintah juga menggalakkan acara penyambutan datangnya bulan Suci ini dengan semarak dan antusias.